• Selamat Datang di Website Resmi Swastika Bali - Merupakan organisasi independen yang terdiri dari kaum intelektual yang bersatu dan ingin ngayah untuk Bali. Organisasi yang mengangkat "Ngardi Bali Santhi" sebagai tag line nya mengajak seluruh pemuda pemud
    • Ngardi Bali Shanti, ini adalah suatu kumpulan kata2 yang mempunyai niat untuk melakukakan sesuatu agar tercipta suatu kedamaian yang sejati, bukan hanya untuk diri sipembuat, tapi untuk jagat Bali beserta isinya, Buana Agung dan Buana Alit.
Baca Berita

Swastika Bali Tanam 20 Ribu Pohon Pinang di Desa Gunung Salak

Oleh : swastikabali | 01 Juni 2017 | Dibaca : 2374 Pengunjung

Alumni Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Bali atau Swastika Taruna Surabaya (Swastika) Bali melakukan aksi sosial menanam sebanyak 20 ribu pohon pinang di Desa Wisata (Dewi) Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Jumat (1/6). 
 
Swastika Bali juga memberikan penyuluhan kepada petani setempat mengenai pertanian organik. Kegiatan ini juga mengikutsertakan pengenalan objek wisata yang ada di Dewi Gunung Salak, berupa tracking, menyaksikan air terjun Tibu Sampi, dan pancoran sudamala tempat melukat.
 
Ketua Swastika Bali I Wayan Bagiarta Negara menjelaskan Swastika Bali merupakan organisasi non profit yang beranggotakan alumni pelajar dan mahasiswa yang pernah menuntut ilmu di Surabaya. 
 
"Jumlah anggotanya sebanyak 400 orang lebih, tidak hanya ada di Bali anggotanya juga berada di luar Bali karena pekerjaan dan tugas. Visi dari Swastika Bali yang terbentuk bulan Februari 2016 adalah mampu memberikan kontribusi pemikiran, mengaplikasikan, membangun, memajukan, dan mensejahterakan masyarakat Bali," tuturnya, Kamis (1/6). 
 
Bagiarta menjelaskan tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan di Banjar Kemetug, Desa Gunung Salak adalah revitalisasi perencanaan pengembangan desa wisata. 
 
"Kami bukan membentuk wisata kelompok atau perorangan. Tapi dikelola oleh desa yang ditopang oleh awig awig adat," jelasnya. 
 
Bagiarta juga menjelaskan pihaknya sudah mendapatkan bantuan dari Provinsi Bali berupa satu set pengolahan pupuk organik yang saat ini sedang disiapkan tempatnya. 
 
"Alat itu akan digunakan oleh petani setempat untuk mengolah pupuk organik," tandasnya.
 
Diakuinya, sarana dan prasarana masih menjadi kendala, terutama di bidang infrastruktur jalan. 
 
"Kami juga sudah sempat audensi dengan Bupati Tabanan dan akan segera ditindaklanjuti dengan penandatangan MoU," tandasnya. 
 
Ia mengakui, kendala lain yang dihadapi adalah sumber daya manusia. Terkait hal itu pihaknya sudah berkoordinasi dengan STP Nusa Dua dan Universitas Udayana guna memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat. Terkait target, Ia menegaskan target yang ingin dicapai adalah setiap saat, sesuai dengan capaian. 
 
Sumber : Beritabali.com


Oleh : swastikabali | 01 Juni 2017 | Dibaca : 2374 Pengunjung


Berita Lainnya :

Lihat Arsip Berita Lainnya :