Swastika Bali, sebuah organisasi alumni pelajar dan mahasiswa Bali di Surabaya, mengadakan seminar dengan tema "Politik Pembangunan Bali Menuju Bali Shanti dan Jagadhita" di Badan Diklat Provinsi Bali, Minggu (28/1).
Seminar sehari yang menghadirkan narasumber seperti Prof. Windia (Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana), Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc., Ph.D (Guru Besar Teknik Mesin ITS), Prof Dr Drh I Made Damriyasa MS (Rektor Unhi), A.A.Ngurah Adhi Ardhana, ST (Anggota DPRD Bali), Gede Wirata (Pengusaha Bidang Pariwisata), Ida Bagus Giri Suprayatna (Swastika Bali) dan sebagai moderator dr. Putu Moda Arsana, SpPD.FINISM (Swastika Bali) diselenggarakan dalam rangka HUT Swastika Bali yang kedua.
Ketua Swastika Bali Drs. I Wayan Bagiarta Negara Apt., M.M, dalam sambutannya menekankan bahwa dalam dua tahun berdirinya organisasi adalah lebih pada memantapkan organisasi agar shanti, shanti organisasinya, santhi anggotanya, shanti keluarganya dan shanti Balinya.
Lebih lanjut Bagiarta menyampaikan bahwa Swastika Bali saat ini sedang membangun jejaring kerja, baik lokal Bali, Nasional maupun Internasional. Dengan potensi yang dimiliki organisasi, langkah selanjutnya adalah bagaimana memberdayakan masyarakat menghadapi persaingan global, khususnya di bidang pariwisata.
Organisasi Swastika Bali yang saat ini mendampingi Desa Gunung Salak, Selemadeg Timur, Tabanan, untuk pengembangan pariwisata berbasis mayarakat menekankan tidak berpolitik praktis.
"Swastika Bali tidak berpolitik praktis namun bagaimana organisasi swastika bali, anggota yg orang-orang Bali lulusan surabaya, bersama dengan orang-orang Bali yang ada di Bali bersama-sama menuju tujuan yang sama yaitu Bali Shanti," jelas Bagiarta.
Melalui seminar sehari, diharapkan pemikiran-pemikiran swastika Bali yang selama dua tahun ini digodok, lalu dipertajam oleh para narasumber dan hasilnya dapat ditawarkan kepada para calon pemimpin Bali, yang saat ini bertarung dalam pemilihan gubernur Bali.
"Yang kita lihat saat ini adalah perlombaan perlu diberi gambaran menuju kemana, perlu diberi set tools, menuju inilah yang dilombakan, sehingga kandidat bisa kita nilai dan masyarakat bisa tahu kandidat mana yang akan bisa mencapai tujuan masyarakat Bali," pungkas Bagiarta.